Langsung ke konten utama

#THANKSCARRAGHER23

Number 1 is Carragher,
Number 2 is Carragher,
Number 3 is Carragher,
Number 4 is Carragher, CARRAGHER

We all dream of a team of Carragher’s
A team of Carragher’s
A team of Carragher’s
We all dream of a team of Carragher’s
A team of Carragher’s

A team of Carragher’s

Number 5 is Carragher,
Number 6 is Carragher,
Number 7 is Carragher,
Number 8 is Carragher, CARRAGHER

We all dream of a team of Carragher’s,
A team of Carragher’s,
A team of Carragher’s,
We all dream of a team of Carragher’s,
A team of Carragher’s,
A team of Carragher’s…

Number 9 is Carragher,
Number 10 is Carragher,
Number 11 is Carragher,
and 23 is Carragher, CARRAGHER 

Itu lah chants yang di berikan para The Kop untuk menggambarkan sosok hebat Jamie Carragher, dalam chants itu digambarkan betapa hebatnya team itu jika di isi dengan pemain pemain berkarakater seperti Carrgher.

Butuh banyak sekali tulisan untuk menggambarkan hebatnya sosok Carragher,tapi ada seorang The Kop yang menuliskan sulit cinta untuk seorang Legenda Liverpool Jamie Carragher


Surat Cinta untuk James Lee Duncan Carragher

Emosional. Suatu momen ketika manusia sulit menyembunyikan jutaan rasa yang diberikan Tuhan. Emosional hadir kala kita menangkap kebahagiaan, menuntut kebijakan, menari di atas kegirangan, hingga terpuruk dalam kesedihan. Disini sebuah kisah akan coba diukir. Disini rasa emosional itu akan tumpah. Untukmu, Jamie Carragher.



Pada tengah malam yang dingin di ruangan hampa, serta hanya disinari cahaya kecil dari laptop ini, inspirasi coba diraih sedemikian rupa. Bermaksud mencari bahan tulisan terkait sepak bola secara umum, otak saya hanya fokus ke sesosok bernama Jamie Carragher. Ya, saya sudah menulis mengenai Carra yang akan pensiun sebelumnya, tapi entah kenapa, detik-detik menjelang laga resmi terakhirnya lebih menegangkan ketimbang detik sebelum saya mengungkapkan cinta kepada seseorang. Jadilah surat ini dibuat.

Waktu terus berlalu, situs resmi Liverpool tanpa henti memberikan kabar, komentar, hingga tribut untuk sosok 35 tahun yang akan gantung sepatu itu. Mulai dari manajer Rival penggila permen karet, striker terbaik Chelsea pada era modern, hingga pencetak gol terbanyak sepanjang masa Arsenal, satu persatu memberikan pujian dan penghormatan kepada Carragher.

“Saya sangat menyukai dia. Liverpool beruntung memiliki pemain seperti Jamie Carragher.” Sir Alex Ferguson.

“Jamie adalah Ikon, Ikon Liverpool. Dia sudah 16 tahun di tim tersebut, telah berbuat semuanya untuk klub, juga memenangi Liga Champions. Melawannya selalu menjadi pertarungan berat. Ketika aku mengira sudah memenangkan duel, dia muncul kembali dengan semangat yang tak habis.” Didier Drogba.

“Pensiunnya Carra adalah momen buruk untuk semua fans Liverpool dan semua pencinta sepak bola. Carra adalah satu dari lima bek terbaik di Premier League.” Thierry Henry.

Itu hanya tiga dari banyaknya komentar penggiat sepak bola mengenai Carra. Sang pemain mungkin tak menonjol, tapi seperti yang dia katakan sendiri, tak pernah ada kata tidak maksimal saat bertanding di kamusnya.

Sosok asli Scouser ini adalah pemain pertama yang memutuskan pensiun sebelum “seabrek” pemain lain mengikuti jejaknya. Sebagai sosok yang perfeksionis, tekad dia sudah bulat untuk berhenti bermain pada akhir musim. Bujukan Brandan Rodgers dan Ian Ayre tak mampu menahannya untuk bertahan.
Banyak bek berkualitas di dunia sepak bola. The Reds sangat bisa mencari sosok-sosok tersebut. Tetapi tak akan ada yang mampu menggantikan sosok Carra. Teriakannya, blundernya, penyelamatan absurdnya, semangat juangnya, semuanya. Sebagai pendukung Liverpool, pemain ini pasti akan dirindukan.

Saya tak peduli Carra belum mengangkat trofi Premier League. Saya hanya menikmati sisa laganya sepanjang musim ini. Menikmati Carra yang tiba-tiba kembali menjadi andalan pada paruh kedua musim. Carra yang tiba-tiba membungkam semua fans yang mengeritisinya awal musim.

“Aku sangat sedih tak bisa tampil pada laga terakhir Jamie. Tetapi, aku bahagia karena saat ditanya kapan laga terakhirmu bersama Carra, aku menjawabnya, pada Derby Merseyside,” ungkap Steven Gerrard.

Tak usah meragukan cinta Carra terhadap Liverpool. Dia menjadikan The Reds sebagai bagian dari hidupnya, cinta sejatinya, belahan jiwanya. Carra bakal menjadi pandit di salah satu channel terkemuka di Inggris. Iya, itu adalah langkah awal sebelum dia kembali. Carra pasti kembali. Teriakannya akan kembali kita dengar pada masa depan. Dipinggir lapangan, aksen scousernya akan berdendang indah untuk membawa Liverpool ke posisi terbaik, sebagai manajer, amin.

Terakhir kali saya menangis adalah saat LFC tunduk atas Chelsea di Final Piala FA musim lalu. Malam ini, air mata itu turun lagi dari sarangnya dan saya tak tahu apa yang akan terjadi pada Minggu besok. Mungkin air terjun yang akan keluar dari mata ini.

“Surat Cinta” ini berisikan curahan hati saya, yang mungkin sebagian besar fans Liverpool turut merasakannya. Tapi yakinlah cinta Carra terhadap Liverpool ada untuk selamanya. Berjuanglah untuk menonton laga terakhir sang pemain melawan Queens Park Rangers, Minggu (19/5), bersama semua fans di tempat nonbar terdekat. Tumpahkan emosi itu. Nyanyikan Chant untuknya, Berikan Applause terbaik untuk dia, menangislah sekencang-kencangnya sebagai tanda perpisahan terindah. Satukan suara. Suara Terakhir untuk sosok legendaris Merseyside, James Lee Duncan Carragher.


#THANKSCARRAGHER23

Komentar